Berita

Israel Alami Kerugian, Netanyahu Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbullah

109
×

Israel Alami Kerugian, Netanyahu Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbullah

Sebarkan artikel ini

PowerNetizen.com – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Hizbullah kembali berhasil menghancurkan anggapan tentang superioritas militer Israel. Ia menyebut Israel, yang selama ini dikenal memiliki kekuatan militer unggul, kini terpaksa tunduk dan menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah.

“Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meminta gencatan senjata setelah Israel mengalami kerugian besar di Lebanon Selatan,” ujar Araghchi melalui akun X pribadinya pada Rabu malam (27/11/2024), tidak lama setelah gencatan senjata tersebut resmi berlaku.

Araghchi juga menuding Israel memanfaatkan dukungan dari Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan agresinya. Menurutnya, tekanan dari sekutu, khususnya AS, memaksa Israel menghentikan operasi militer akibat tingginya jumlah korban jiwa.

“Netanyahu telah memperoleh dana miliaran dolar dari pembayar pajak Amerika untuk mendukung serangan militernya. Namun, di tengah dukungan militer dan politik AS, Israel tetap dipaksa menyetujui gencatan senjata setelah menghadapi kerugian besar di Lebanon Selatan,” ungkapnya.

Ia pun mendesak Israel agar segera mencapai kesepakatan serupa dengan Hamas di Gaza. Menurut Araghchi, situasi di Lebanon menunjukkan bahwa Israel harus mengakui kekalahan, termasuk di Gaza.

“Hizbullah telah menghancurkan mitos kekuatan Israel yang tak terkalahkan. Sekarang waktunya bagi Israel untuk mengakui kekalahan di Gaza,” tambahnya.

Israel dan sekutunya sering menuding Iran memberikan dukungan kepada kelompok perlawanan seperti Hizbullah dan Hamas melalui Garda Revolusi Iran (IRGC). Dalam konflik terbaru, Hizbullah telah melancarkan serangan ke wilayah Israel utara sejak 8 Oktober 2023, yang kemudian diakhiri dengan gencatan senjata pada 27 November 2024.

Kesepakatan ini terjadi setelah eskalasi konflik meningkat ketika Israel memperluas operasi militer ke Lebanon Selatan sejak September 2024. Awalnya, Hizbullah menuntut agar Israel lebih dahulu menyetujui gencatan senjata dengan Hamas di Gaza. Namun, pada akhirnya, Hamas mendukung keputusan Hizbullah untuk menghentikan pertempuran dengan Israel.

Penulis : Budi Gunawan